Sebuah sales pipeline yang tidak dikelola ibarat kebun yang diabaikan: tanpa perawatan yang tepat, hasil kerja keras Anda bisa sia-sia. Inilah alasan mengapa tim sales harus proaktif dalam menjaga pipeline mereka tetap sehat dan produktif.
Ikuti tujuh langkah berikut untuk mengelola pipeline Anda secara efektif dari awal hingga akhir.
Langkah 1: Identifikasi Target Pasar dan Calon Pelanggan
Sebelum mulai menjual, organisasi Anda harus menentukan siapa target pasar dan pelanggan potensialnya. Biasanya hal ini dilakukan dengan membuat buyer persona atau ideal customer profile (ICP) — keduanya menggambarkan atribut spesifik dari individu atau perusahaan — guna membantu mempersempit audiens target dan mengidentifikasi mereka yang paling cocok dan berpotensi membeli produk atau layanan Anda.
Langkah 2: Petakan Proses Penjualan Anda
Setiap organisasi perlu memiliki proses penjualan yang spesifik sesuai kebutuhan mereka. Tim sales leadership harus mendiskusikan setiap langkah yang perlu diambil oleh tenaga penjualan untuk menutup sebuah deal, termasuk cara melakukan kontak awal hingga elemen penting dalam proposal.
Setelah proses ini dipetakan, dokumentasikan secara jelas. Simpan catatan proses atau dokumen standard operating procedure (SOP) di tempat yang mudah diakses, seperti di Slack canvas, agar semua orang dalam perusahaan bisa merujuknya kapan saja dibutuhkan.
Langkah 3: Segmentasikan Leads untuk Engagement yang Lebih Personal
Meskipun banyak leads yang memiliki kesamaan, fokus pada perbedaan mereka dapat membantu Anda menutup lebih banyak penjualan. Gunakan customer relationship management (CRM) untuk mengategorikan leads berdasarkan faktor yang paling relevan bagi tim sales Anda, seperti ukuran perusahaan atau industri.
Pengguna Salesforce dapat mengintegrasikan data CRM mereka dengan Slack untuk merancang strategi engagement berdasarkan segmen pelanggan secara langsung di Slack channel, dan menciptakan automated workflows menggunakan Workflow Builder. AI teammates seperti Agentforce bahkan dapat membantu menyusun strategi berdasarkan keberhasilan sebelumnya.
Langkah 4: Bangun Interaksi dengan Prospek
Semakin banyak Anda mengetahui tentang tiap segmen pelanggan, semakin efektif Anda dalam melakukan kontak awal. Misalnya, memahami industri prospek dapat membantu Anda membahas masalah spesifik yang mereka hadapi dan menempatkan produk atau layanan Anda sebagai solusi yang tepat.
Setelah hubungan awal terjalin, menjaga komunikasi tetap terbuka sangat penting agar prospek tidak kehilangan minat. Karena tim sales sering kali sibuk, tugas ini bisa saja tertunda. Slack memungkinkan Anda menugaskan AI agents untuk melakukan tindak lanjut berkala, menyusun dan menjadwalkan email, bahkan merespons pesan dari prospek secara otomatis, sehingga tenaga penjualan dapat fokus pada aspek lain dari pipeline management.
Langkah 5: Nurture Leads agar Bergerak di Dalam Pipeline
Nurturing leads adalah bagian penting dari proses penjualan yang memerlukan waktu dan upaya. Kampanye email, misalnya, harus dibuat personal, mengikuti ritme tertentu, dan dianalisis untuk mengukur efektivitasnya. Kini, proses yang dulunya memakan waktu ini bisa diotomatisasi dengan alat dan teknologi.
Solusi Slack untuk tim sales memungkinkan Anda membuat automated workflows agar proses relationship-building tetap terarah. Data historis pelanggan di CRM — termasuk interaksi sebelumnya dan pertanyaan yang telah diselesaikan — memberi wawasan mengenai posisi Anda saat ini dengan prospek. Dengan mengintegrasikan solusi AI seperti Agentforce, tim sales bisa mendapatkan insight dan rekomendasi cepat mengenai langkah selanjutnya untuk membangun kepercayaan dan memperkuat hubungan.
Langkah 6: Menutup Penjualan
Tenaga penjualan dapat memilih berbagai teknik closing yang efektif tergantung pada karakter prospek dan situasi. Organisasi Anda mungkin sudah memiliki sales playbook dengan pendekatan yang direkomendasikan. Namun, meninjau data prospek dan ringkasan interaksi sebelumnya dapat membantu menentukan metode yang paling tepat.
AI agent juga bisa diminta untuk menyusun ringkasan atau menganalisis informasi penting dan memberikan saran berbasis data untuk hasil yang lebih baik.
Langkah 7: Follow-Up Pasca-Penjualan dan Strategi Retensi Pelanggan
Menutup deal bukanlah akhir dari sales pipeline, melainkan awal dari hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Tenaga penjualan harus tetap terhubung dengan pelanggan untuk memastikan kepuasan, menawarkan dukungan, dan menangani hal-hal seperti pembaruan kontrak atau penawaran upgrade.
Data dari CRM sangat penting di tahap ini, karena memberikan gambaran lengkap tentang interaksi pelanggan yang dapat digunakan untuk penjualan dan layanan di masa depan. CRM juga dapat mengingatkan tim sales saat kontrak hampir berakhir atau ketika produk dan layanan baru tersedia. Ini membantu reps mengambil tindakan proaktif untuk mempertahankan atau mengembangkan pelanggan.
Hambatan Umum dalam Pengelolaan Sales Pipeline dan Cara Menghindarinya
Setiap bisnis pasti pernah mengalami stagnasi dalam sales pipeline-nya. Namun, dengan bertindak cepat saat masalah muncul, Anda bisa mencegah kerugian yang lebih besar.
Berikut beberapa kendala umum dan cara mengatasinya:
- Prospecting yang tidak konsisten. Banyak reps kesulitan meluangkan waktu untuk prospecting karena lebih fokus pada leads yang lebih dekat dengan penutupan. Padahal, prospecting yang tidak konsisten dapat mengganggu aliran pipeline di masa depan. Pastikan reps memiliki target untuk aktivitas ini seperti halnya tahapan lainnya.
- Kualifikasi lead yang kurang tepat. Jika Anda menyasar prospek yang tidak sesuai, reps akan membuang waktu untuk mengejar leads yang tidak akan menjadi pelanggan. Tetapkan kriteria kualifikasi yang spesifik, dan gunakan AI agents untuk menganalisis data CRM guna menemukan pola dari pelanggan sebelumnya.
- Membiarkan lead menjadi dingin. Lead yang lama tidak dihubungi bisa kehilangan minat. Gunakan Salesforce workflows dan Slack reminders untuk menjaga ritme nurturing yang konsisten dan sesuai dengan strategi perusahaan.
- Memelihara lead yang sudah tidak aktif. Lead yang sudah menyatakan tidak tertarik tetap berada di pipeline bisa menyebabkan data tidak akurat. Lakukan tinjauan rutin dan gunakan CRM untuk mengidentifikasi serta menghapus leads stagnan.
Kesimpulan: Mengapa Slack adalah Mitra Andal dalam Pengelolaan Sales Pipeline
Mengelola sales pipeline secara efisien membutuhkan kolaborasi lintas tim, komunikasi real-time, dan otomatisasi tugas-tugas rutin. Slack menyediakan semua elemen tersebut dalam satu platform yang terintegrasi dengan CRM seperti Salesforce. Mulai dari menyusun strategi, mengotomatiskan tugas follow-up, hingga mendapatkan rekomendasi dari AI agents, Slack mempercepat proses penjualan dan membantu reps fokus pada hal-hal yang benar-benar penting: membangun hubungan dan menutup lebih banyak penjualan. Dengan kata lain, Slack bukan hanya alat komunikasi, tapi ekosistem yang memperkuat fondasi pertumbuhan penjualan Anda.
Leave A Comment