Banyak hal berubah terlalu cepat dalam tiga bulan terakhir. Tidak semuanya buruk memang, tapi tetap perlu penyesuaian lagi dari awal. Pada awal Juni 2020 telah diumumkan bahwa area JABODETABEK mulai memasuki masa PSBB transisi. Mengingat Jakarta dan sekitarnya adalah pusat kegiatan bisnis di Indonesia, maka banyak pula pelaku bisnis B2B yang mulai memikirkan apa yang bisa dilakukan sekarang.

Dalam skala UMKM, banyak perusahaan yang belakangan mulai bertransisi demi bisa tetap bertahan. Jenis transisinya pun beragam, ada yang mulai berpindah menggunakan media online atau e-commerce sampai ada juga yang mulai berpindah melayani B2C juga. Bahkan banyak pula ditemukan webinar-webinar seputar bagaimana menjalankan bisnis UMKM dalam masa Pandemi Corona.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan bahwa masa pandemi sebenarnya menjadi kesempatan bagi UMKM untuk migrasi ke pasar online. “Pak Jokowi beri arahan ke saya, beliau punya visi ke depan, digitalisasi UMKM. Saat ini (pandemi) jadi momentum percepat transformasi dari offline ke online,” kata Teten.

Jika demikian, apa yang bisa mulai dilakukan oleh para pelaku bisnis B2B?

Dengan dimanjakannya kustomer yang bisa berbelanja (atau berbisnis) dari mana saja dengan begitu banyak pilihan produk atau jasa secara digital, bisnis B2B selayaknya mulai berinvestasi pada personalisasi. Mayoritas konsumer B2B mengharapkan kebutuhan mereka sudah diantisipasi oleh perusahaan penyedia jasa atau produk, dan inilah perlombaan yang harus dimenangkan dalam masa Pandemi ini.

Begitu para konsumer itu mendapati pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan, akan semakin sulit bagi mereka untuk berpindah ke penyedia jasa atau produk lain. Peningkatan personalisasi memungkinkan hal itu untuk terjadi.

Bisa memiliki satu tampilan data yang terpadu, rinci tapi tetap nyaman untuk diakses adalah sebuah kemewahan yang tidak bisa diberikan oleh manusia. Mesin memberikan keunggulan yang tidak dimiliki manusia, yaitu ketelitian dan konsistensi. Selain itu, “mesin” (atau juga muncul dalam istilah seperti robotik atau kecerdasan buatan) adalah yang paling relevan dengan masa pandemi ini karena sangat mengurangi human interaction.

baca juga Tinggalkan Kebiasaan Lama dan Berinvestasi Pada Keahlian Baru

Dengan manajemen data kustomer yang terpadu, pelaku bisnis B2B bisa memiliki kinerja yang lebih produktif dalam menciptakan pengalaman bisnis yang relevan dan personal bagi para kustomernya. Dengan demikian, personalisasi menjadi katalis utama untuk advokasi pelanggan dan pengembangan brand.

Inilah salah satu hal berguna dari Pandemi Corona yang masih belum jelas kapan berakhirnya. Transformasi digital pastinya membutuhkan biaya dan pembiasaan bagi semua anggota, tapi cepat atau lambat harus terjadi karena bisnis di masa depan mengarah ke sana.

Jika bisa diotomisasi, kenapa tidak?

 

Referensi:
www.katadata.co.id : UMKM Beralih ke Penjualan Online untuk Bertahan dari Pandemi Corona
www.salesforce.com